Sifat Mulia Arrahman - Websites Sekolah

Terbaru

Selasa, 06 April 2021

Sifat Mulia Arrahman

Arrahman adalah salah satu nama yang terbaik bagi Allah. Nama ini banyak di sebutkan didalam Al-Qur'an dan selalu disandingkan dengan Arrahim. Dikarenakan, agungnya sifat ini dibandingkan kemurkaannya, Allah mengakui masih memilih kasih sayangnya (Arrahman) kepada hambanya yang telah berdosa.


Siapa yang tidak kenal dengan manusia yang berakhlak mulia. Manusia pilihan Tuhan semesta alam. Manusia mulia ini diberi anugerah kemudahan mengamalkan sifat Arrahman. Pengasihnya yg tidak pernah pilih kasih, tak  pernah membedakan kasta diantara para sahabatnya semua memiliki kemuliaan yg sama. Beliau mengukur kemuliaan dengan ketaqwaan kepada Robnya.


Kalau kita mau jujur, mengamalkan sifat Arrahman yang dicontohkan Rasulullah, tidaklah mudah. Kalau sekedar mengamalkannya mungkin bisa, tetapi teguh disegala situasi dan dilakukan Istiqomah sepanjang hayat. Sifat ini datang dan pergi mengikuti suasana hati pengamalnya.


Para ulama Tasawuf menyelidiki penyebab hilangnya sifat mulia banyak faktor. Faktor paling dominan adalah diri senang mengikuti hawa nafsu. Rasulullah pernah bersabda kurang lebih bunyinya seperti ini " Kita pulang dari peperangan kecil menuju ke peperangan besar. Mengapa demikian Ya Rosulullah, peperangan kecil dapat melihat musuh dari dekat dan membunuhnya sedangkan peperangan besar tidak menyadari musuh didekatnya yaitu hawa nafsu yg ada di dalam jiwa.


Cara menjadikan sifat mulia menjadikan sebuah sifat karakter yang dilakukan dengan mudah tanpa paksaan. Menurut pakar tasawuf yaitu hujjatul lslam abu hamid muhammad bin muhammad Al Gazali yang meramu metode ini dengan terlatih dengan sifat yang mulia sampai titik nikmat dalam mengerjakannya, disitulah karakter sifat mulia tercipta.


Metodenya kurang lebih demikian menurut Al Gazali, hal yang pertama dilakukan oleh seseorang yg ingin melatih karakter mulia didalam dirinya. Merasakan dan melihat ke dalam diri akan sifat yang buruk yg akan dijadikan sifat mulia. Apabila ia menemui sifat kikir yang ada didalam diri maka harus diobati dengan lawannya (pemurah). Ia harus berjuang menjadi pemurah sampai menjadi karakter didalam jiwanya.


By. Nur Noles   ( Pak Guru Nur )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar